LAWAN CORONA

PBB Kecam Negara Penolak Fakta Corona dan Pedoman WHO

Internasional | Sabtu, 05 Desember 2020 - 04:09 WIB

PBB Kecam Negara Penolak Fakta Corona dan Pedoman WHO
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres. (AFP/RMOL)

WINA (RIAUPOS.CO) - Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres pada Kamis (3/12) mengecam negara-negara, tanpa menyebut nama, yang menolak fakta seputar pandemi virus corona dan mengabaikan pedoman Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Guterres berpidato di sidang khusus Majelis Umum PBB beranggotakan 193 negara mengenai virus corona yang muncul di Kota Wuhan (Cina) pada Desember lalu dan menjangkit ke seluruh dunia. Hingga kini hampir 65 juta orang terinfeksi Covid-19 dan hampir 1,5 juta orang lainnya meninggal.


"Sejak awal, WHO menyajikan informasi faktual dan pedoman ilmiah yang harusnya menjadi acuan dalam penangganan global yang terkoordinasi," kata Guterres, seperti dikutip AFP.

"Sayangnya, banyak rekomendasi ini tidak diikuti. Dan dalam sejumlah situasi, terdapat penolakan dan pengabaian pedoman. Dan ketika negara-negara menuju arahnya sendiri, virus menuju ke segala penjuru," katanya.

Presiden AS Donald Trump memangkas dana untuk WHO awal tahun ini dan mengumumkan rencana untuk mundur dari badan yang bermarkas di Jenewa tersebut. Trump menuduh WHO sebagai boneka Cina. Tuduhan yang ditepis oleh WHO.

Pengunduran diri AS akan berlaku pada Juli 2021, namun Presiden Terpilih Joe Biden menyatakan akan membatalkan rencana tersebut. 

"Dalam krisis global, kita harus memenuhi harapan orang-orang yang kita layani dengan persatuan, solidaritas, dan tindakan global multilateral yang terkoordinasi," kata Guterres, yang mendesak agar vaksin Covid-19 tersedia bagi semua pihak. 

Guterres juga meminta supaya negara kaya membantu negara berkembang melawan dan bangkit dari pandemi.

Ketegangan yang bergejolak antara AS dan Cina mencapai puncaknya saat membahas pandemi di PBB, di mana perselisihan selama berbulan-bulan antara negara besar menyoroti upaya Beijing atas pengaruh multilateral yang lebih besar menjadi sebuah tantangan bagi pengaruh global Washington.

"Bukan saatnya untuk menyalahkan orang lain. Kita berkumpul di sini untuk menempa jalan ke depan dan mengakhiri penderitaan orang-orang yang kita layani," kata Presiden Majelis Umum PBB Volkan Bozkir. 

"PBB harus memimpin ini," tambahnya.

Sumber: AFP/News/Daily Mail
Editor: Hary B Koriun









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook